Kamis, 23 Juni 2011

Mahalnya sehat di masa sakit ini....



Sekedar bercerita ringan di malam jumat pon ini. Liburan minggu tenang sebelum ujian semester 2 FKM UNDIP tak kuhabiskan sia-sia begitu saja untuk kembali ke kampung halaman. Walau tak sepenuhnya dalam sehari bisa belajar full, tapi setidaknya minta doa restu orang tua dan birul walidain sebelum ujian. Apalagi hari ini berkesempatan pula menjenguk kakek ku satu-satunya yang sedang sakit semenjak 2 pekan lalu opname di rumah sakit. Ya Allah, syukur padamu ku ucapkan. Begitu mrinding tadi sama ibu ke rumah kakek,yang mulai laporan "lungkrah awake"(red-lesu badannya). Ga biasanya, padahal simbahku ini terkenal bugar bergas kemana-mana ok. tapi tadii?? lemah tak bersemangat. Hanya tidur di kasurnya, yang sepertinya mulai bersahabat menemani sepanjang hari.

Sungguh kawan, begitu berharganya kesehatan itu. Di rumah kosong seluas itu, hanya sendiri saat kami datang. Yah, kesendirian dalam kesakitan. Saat opname beliau hanya sakit darah rendah, tapi anehnya hingga 2 pekan tak kunjung sembuh itu datang tersenyum menyapa hari-harinya. Tak mau makan, hanya mie instan yang mampu memaksa masuk sebagai pengganjal gastro, padahal tak ada nutrisi apa pun di dalamnya. Simbah memang tak mau dibawa kerumahku yang Insya Allah makan dan yang lainnya terjamin-ada yang melayani. Simbah ingin tetap menjaga rumahnya yang mulai sepi, dimakan usia. Di dalamnya memang ramai, ada sekitar 6 ekor ayam jantan yang selalu berkokok tiap pagi. Masih subur pula tanaman salak di belakang rumah yang kerap kali jadi buah yang harus kupetik tiap kali ke sana. Ada pula ikan lele di kolam kecil belakang rumah yang mulai kasian tak ada yang siaga merawatnya tiap jam.

Kasian lagi aku melihat simbahku yang hampir tiap merubah posisi berbaring selalu merintih, agaknya sendinya mulai kesakitan diajak berkompromi untuk bergerak. Minatku untuk memijat pun datang menggelayut. ya Allah doaku saat itu, Berilah kesembuhan untuk kakekku tercinta ini, mudahkan beliau untuk beribadah mendekatkan diri pada-Mu Robb. Ehmm, tapi senangnya saat sela-sela waktu simbah masih bisa saja melawak, membuat aku tergelitik tertawa. Subhanallah...

0 Comment: